Jumat, 26 Desember 2014

Tulisan 10 Etika Bisnis

PERAMALAN PENJUALAN
A.    Pengertian Peramalan
Fungsi pertama manajemen adalah perencanaan (planning) yang merupakan serangkaian kegiatan untuk menentukan terlebih dahulu berbagai tingkat prestasi yang akan diwujudkan selama satu masa yang akan datang, berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk pencapaian prestasi tersebut, termasuk siasat yang akan diberlakukan untuk mendukung pencapaian yang bersangkutan. Pada setiap perusahaan, berbagai hal yang harus direncanakan, misalnya, adalah tingkat penjualan atau permintaan, biaya pembuatan barang, jumlah bahan baku dan tenaga kerja, harga yang harus ditetapkan untuk barang, cara pengolahan dan sumber dana yang akan dimanfaatkan. Pada perusahaan yang membuat barang atau jasa, ataupun yang membeli barang dari perusahaan lain dan kemudian menjualnya, seluruh kegiatan dan siasat ditetapkan dengan berpedoman kepada rencana penjualan barang atau jasa dimasa yang akan datang. Jumlah barang yang dibuat tergantung kepada jumlah barang yang akan dijual. Jumlah barang atau jasa yang akan dijual di masa yang akan datang dapat diperkirakan melalui suatu peramalan atau forecasting.
Menurut Pontas Pardede (2007 : 103) peramalan (forecasting) adalah suatu metode ilmiah yang digunakan untuk memperkirakan terjadinya atau terwujudnya sesuatu di masa yang akan datang. Pemerkiraan ini dilakukan dengan mengamati dan mempelajari berbagai unsur yang mempengaruhi serta tingkat perubahan unsur- unsur tersebut.
Dari pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa peramalan (forecasting) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang menggunakan data masa lalu atau keadaan di masa lalu.

B.     Pendefenisian Tujuan Peramalan
Menurut Aulia Ishak (2010 : 105) tujuan permalan dilihat dengan waktu:
1.      Jangka Pendek (Short Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management.
2.      Jangka Menengah (Medium Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.
3.      Jangka Panjang (Long Term)
Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management.

C.     Jenis-jenis Peramalan
Menurut Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti (2011 : 44), organisasi pada umumya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan:
a.       Peramalan Ekonomi
Adalah peramalan yang menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. Perencanaan ini merencanakan indikator yang berguna membantu organisasi untuk menyiapkan peramalan jangka menengah hingga jangka panjang.
b.      Peramalan Teknologi
Adalah peramalan yang memerhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik da peralatan baru. Peramalan ini biasanya memerlukan jangka waktu yang panjang dengan memerhatikan tingkat kemajuan teknologi.
c.       Peramalan Permintaan
Adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Peramalan ini meramalkan penjualan suatu perusahaan pada setiap periode dalam horizon waktu.

D.    Tahap – Tahap Peramalan
Terdapat Sembilan langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin effektivitas dan efesiansi dari sistem peramalan, sebagai berikut (Gasperzs, 2005: 74) :
1.      Menentukan tujuan dari peramalan.
2.      Memilih item yang akan diramalkan.
3.      Menentukan horizon waktu peramalan : apakah jangka panjang (lebih dari 1 tahun), jangka menengah (1-12 bulan), atau jangka pendek (1-30 hari).
4.      Memilih model-model peramalan.
5.      Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
6.      Validasi model peramalan.
7.      Membuat peramalan.
8.      Implementasikan hasil-hasil peramalan.
9.      Memantau keandalan hasil peramalan.

E.     Proses Peramalan
Menurut Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti (2011 :45) proses sebuah peramalan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Penentuan Tujuan
Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Manajer mengetahui kebutuhan-kebutuhan mereka dan menentukan:
a)      Variabel-variabel apa yang akan diestimasi;
b)      Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan;
c)      Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan;
d)     Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan;
e)      Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan;
f)       Kapan estimasi dibutuhkan;
g)      Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.

2.      Pengembangan Model
Langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada moel yang dipakai. Contoh: bila perusahaan ingin meramalkan penjualan yang perilakunya berbentuk linear, model yang dipilih mungkin: panjualan A + BX, di mana X menunjukkan unit waktu, A dan B adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan kemiringan garis pada grafik.


3.      Pengujian Model
Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan (aktual).

4.      Penerapan Model
Setelah pengujian, analis menerapkan model dengan menggunakan data historik untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model penjualan = a + bx, analis menerapkan teknik matematik agar diperoleh a dan b.

5.      Revisi dan Evaluasi
Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Evaluasi merupakan perbandingan ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata-nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu yang akan datang.

F.      Kepentingan Strategis Peramalan
Kepentingan strategis peramalan menurut buku Manajemen Operasi ( 2009 : 45 ) yaitu peramalan yang baik sangat penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan produk produk berdampak pada tiga aktivitas, yaitu :
a.       Sumber daya manusia( SDM )
Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semuanya tergantung pada permintaan.Jika departemen SDM harus mempekerjakan tambahan tanda adanya persiapan, akibatnya kualitas pelatihan menurun, dan kualitas pekerja juga menurun.
b.      Kapasitas
Saat kapasitas tidak mencukupi, maka kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnya pengiriman, kehilangan konsumen, dan kehilangan pangsa pasar. Akan tetapi, jika kapasitas dibangun berlebihan, akan berdampak pada biaya bisa melonjak tajam.
c.       Manajemen rantai pasokan
Hubungan yang baik dengan pemasok serta harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat.

G.    Teknik Peramalan
1.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teknik Peramalan
Peramalan sebenarnya upaya untuk memperkecil risiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu risiko yang dapat diindari semakin besar pula. Namun upaya memperkecil risiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat mengupayakan hal tersebut.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
1.      Horizon Peramalan
Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan yaitu:
a.       Cakupan waktu dimasa yang akan datang
Untuk mana perbedaan dari metode peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan.
b.      Jumlah periode untuk mana ramalan diinginkan
Beberapa teknik dan metode hanya dapat disesuaikan untuk peramalan satu atau dua periode dimuka, sedangkan tekknik dan metode lain dapat dipergunakan untuk peramalan di masa mendatang.
2.      Tingkat Ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Untuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10 persen sampai dengan 15 persen bagi maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5 persen adalah cukup berbahaya.
3.      Katersediaan Data
Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitkan dengan keadaan atau informasi yang ada atau data yang dipunyai. Apabila dai data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk peramalan satu tahun kedepan sebaiknya digunakan metode variasi musim. Sedangkan apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola hubungan antara variabel-variabel yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode sebab akibat (causal) atau korelasi (correlation)
4.      Bentuk Pola Data
Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang melukiskan suatu pola musiman, demikian halnya dengan suatu pola tren. Metode peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Oleh karena adanya perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasikan pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan teknik dan metode peramalan yang akan digunakan.
5.      Biaya
Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data, operasi pelaksanaan, dan kesempatan penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu keadaan yang dihadapi.
6.      Jenis dari Model
Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan satu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau causal model, yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnta merupakan campuran dari model-model yang telah disebutkan di atas. Model-model sangat penting diperhatikan , karena masing-masing model tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.
7.      Mudah tidaknya Penggunaan dan Aplikasinya
Satu prnsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan analisa.

2.      Kegunaan Pemilihan Teknik Peramalan
Metode peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu. Disamping itu metode ramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan dalam suatu kegiatan peramalan, maka akan di dapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama. Selain itu, metode peramalan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya pengunaan teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan teknik-teknik tersebut, maka diharapkan dapat memberikan tingkat kepercayaan dan keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

H.    Metode Peramalan
Pada dasarnya terdapat berbagai metode peramalan yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Seluruh metode peramalan tersebut dapat dikelompokkan atas (Pontas, 2007 : 104):
1.      Metode Kuantitatif (Quantitative method)
Metode peramalan kuantitaif menggunakan data-data kuantitatif masa lampau, yaitu data-data sebenarnya tentang kejadian atau keadaan tertentu di masa lalu. Metode peramalan kuantitatif data dibedakan atas:
a.       Metode rangkai masa (time – series method)
Yaitu metode peramalan dengan pendekatan statistik yang semata-mata mengandalkan data masa lampau tetapi tetap mempertimbangkan kecendrungan (trend) dan kebermusiman (seasonality). Metode rangkai masa dapat digunakan dalam peramalan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Namun demikian metode ini lebih bermanfaat apabila digunakan dalam peramalan-peramalan bersifat jangka pendek. Dua jenis metode rangkai masa adalah:
1)      Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Adalah suatu metode peramalan dimana ramalan ditetapkan sebagai jumlah rata-rata dari nilai yang sebenarnya dari beberapa masa sebelumnya. Metode rata-rata bergerak dapat dibedakan atas:
Ø  Metode rata-rata bergerak sederhana (simple moving average)
Adalah metode peramalan dimana jumlah rata-rata dari nilai yang sebenarnya dari beberapa masa ditetapkan sebagai nilai yang diramalkan untuk satu masa yang akan datang. Perhitungan nilai ramalan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
n = jumlah masa pada rata-rata bergerak
Di = data pada periode – i.

Ø  Metode rata-rata tertimbang (weigh-ted moving average)
Adalah metode peramalan dimana jumlah rata-rata dari nilai yang sebenarnya dari beberapa masa yang lalu ditetapkan sebagai nilai yang diramalkan untuk satu masa yang akan datang, tetapi masing-masing data masa lalu itu diberi bobot yang berbeda. Pemberian bobot ini dilakukan dengan maksud agar data pada masa lalu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pada hasil ramalan. Karena data yang paling akhir pada umumnya paling mendekati angka pada masa berikutnya maka data pada masa yang paling akhir diberi bobot yang paling besar. Namun demikian pemberian bobot ini harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil ramalan dapat diandalkan.
Perhitungan nilai ramalan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak tertimbang dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
n   = jumlah periode pada rata-rata bergerak.
 = bobot untuk masa – i (berkisar dari 0 hingga 1, dan  = 1)
  = data pada periode – i.

2)      Penghalusan Eksponensial (exponential smoothing)
Adalah jenis metode peramalan rangkai masa yang memberikan bobot kepada data yang digunakan sebagai dasar peramalan. Metode penghalusan eksponensial dapat dibedakan atas:
Ø  Penghalusan eksponensial sederhana (simple exponential smoothing)
Adalah metode peramalan rata-rata yang mendasarkan ramalan pada baik data sebenarnya masa lampau maupun hasil ramalan masa sebelumnya serta memberikan bobot yang berbeda kepada data yang sebenarnya dan kepada hasil ramalan.
Ramalan dengan menggunakan metode penghalusan eksponensial sederhana dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
          = ramalan untuk masa berikutnya.
             = nilai sebenarnya pada masa sekarang.
              = ramalan untu masa sekarang yang ditentukan sebelumnya
   = bobot yang merupakan angka tetap yang menghaluskan data (smoothing constant).
Nilai yang paling lazim diberikan kepada α berkisar mulai dari 0,01 hingga 0,5 atau dapat disimpulkan bahwa semakin besar α semakin tinggi pula kepekaan ramalan terhadap perubahan pada nilai yang sebenarnya yang terakhir; dan semakin kecil α semakin rendah pula kepekaan ramalan terhadap perubahan pada nilai sebenarnya yang terakhir yang berarti semakin besar pula pengaruh penghalusan. Semakin dekat α tersebut kepada 0 semakin lambat pula ramalan menyesuaikan diri terhadap perbedaan antara nilai yang sebenarnya dengan nilai yang diramalkan.

Ø  Penghalusan eksponensial yang disesuaikan (adjusted exponential smoothing)
Adalah metode peramalan dengan penghalusan eksponensial yang memberikan bobot kepada data dan menambahkan faktor penyesuaian kecendrungan (trend adjustment factor) kepada nilai ramalan. Ramalan dengan metode penghalusan eksponensial yang disesuaikan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
 = ramalan yang disesuaikan untuk masa t.
   = ramalan untuk masa t.
   = faktor kecenderungan yang dihaluskan secara eksponensial untuk masa t.
Kemudian faktor kecenderungan dihitung dengan rumus berikut:
Disini:
= factor kecenderungan masa sebelumnya.
     = angka tetap penghalusan kecenderungan (nilai β berkisar 0 hingga 1).

b.      Metode penjelasan (explanatory method)
Yaitu pengukuran hubungan masa lampau yang dikaitkan dengan berbagai unsure penentu.

c.       Metode pemantauan (monitoring method)
Yaitu pengukuran perubahan pola dan hubungan.

2.      Metode Kualitatif (Qualitative or Judgmental method)
Adalah metode yang tidak menggunakan data-data kuantitatif masa lampau. Metode Kualitatif mendasarkan peramalannya pada pengamatan terhadap kecenderungan yang ada, perubahan kecenderungan tersebut, serta tingkat perubahan dimasa yang akan datang. Teknik kualitatif memiliki kelebihan, yaitu bahwa teknik ini dapat mengenali perubahan dengan lebih cepat dan dapat dengan lebih baik menafsirkan akibat dari perubahan itu dimasa yang akan datang.

I.       Beberapa Sifat Hasil Peramalan
Beberapa Sifat Hasil Peramalan menurut  Nasution  (2005 : 66 )  dalam  membuat  peramalan  atau  menerapkan  hasil peramalan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.      Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2.      Peramalan  seharusnya  memberikan  informasi  mengenai  berapa  ukuran kesalahan.
3.      Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang

J.       Peraturan Peramalan
Menurut Vincent Gaspersz (2002 : 86 ) terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan sebelum melakukan peramalan, yaitu:
1.      Tidak boleh meramalkan produk–produk yang tergolong ke dalam dependent demand.  Produk–produk  yang  tergolong  dalam  dependent   demand   harus direncanakan  atau  dihitung.  Peramalan  hanya  boleh  dilakukan  pada  produk-produk yang tergolong ke dalam independent demand.
2.      Penentuan horizon peramalan berdasarkan kondisi aktual sistem manufaktur dan tujuan dari peramalan. Semakin jauh periode di masa mendatang yang diramalkan-dengan asumsi faktor–faktor lain tetap-hasil ramalan akan semakin kurang akurat.
3.      Disamping  berdasarkan  waktu,  peramalan  juga  dapat  dilakukan  berdasarkan lokasi geografis, kelompok produk, yang dikenal sebagai peramlan berdasarkan dimensi agregasi dan disagregasi. Peramalan pada tingkat agregasi yang lebih tinggi akan lebih akurat dibandingkan peramalan pada tingkat agregasi yang lebih rendah atau pada tingkat disagregasi.

K.    Pengertian Penjualan
Menurut Henry Simamora dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis ( 2000 : 24 ) Pengertian Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.

L.     Klasifikasi Transaksi Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi 1 ( 2001 : 170 ) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Penjualan  Tunai
Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara  kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

2.      Penjualan Kredit
Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
3.      Penjualan Tender
Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.
4.      Penjualan Ekspor
Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.
5.      Penjualan Konsinyasi
Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
6.      Penjualan Grosir
Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

M.   Tujuan Penjualan
Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu Swastha dalam bukunya Manajemen Penjualan ( 2005 : 404 ) yaitu:
1.      Mencapai volume penjualan tertentu.
2.      Mendapat laba tertentu.
3.      Menunjang pertumbuhan perusahaan


N.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan.Oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha dalam buku Manajemen Penjualan ( 2005 : 406 ) antara lain sebagai berikut:
1.      Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah  penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:
a.       Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan
b.      Harga produk atau jasa
c.       Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman
2.      Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3.      Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4.      Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.
5.      Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

SUMBER:
Gasperss, Vincent, 2002, Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufacturing, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
..........................., 2005, Production Planning and Inventory Control, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ishak, Aulia, 2010, Manajemen Operasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Midjan, La, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I, Bandung: Lingga jaya.
M. Pardede, Pontas, 2007, Manajemen Operasi dan Produksi, Yogyakarta: Andi
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti, 2011, Manajemen Operasi, Yogyakarta: CAPS.
Prasetya, Hery, 2009, Manajemen Operasi, Yogyakarta: Media Presindo.
Simamora , Henry.2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Swastha, Basu, 2005, Manajemen Penjualan, Yogyakarta: Liberty


1 komentar:

  1. How to Play Baccarat, A Few Tips - Wolverione
    Baccarat is one 바카라 of the most popular games in the casino. 제왕카지노 It is a traditional 1xbet version of traditional betting. If you bet on which team has the

    BalasHapus