Pengertian Laporan
Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu
keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Laporan mempunyai peranan
yang penting dalam suatu organisasi yang dapat menghubugkan antara atasan dan
bawahan.
Laporan terbagi menjadi dua, yaitu:
A. Laporan
Formal (ilmiah) : suatu karangan atau tulisan yang berisi argumentasi penalaran
keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis
– metodis dan sintesis – analitis. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
·
Makalah:
karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data
di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal
dari bahasa Arab yang berarti karangan).
·
Kertas
kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan
dalam lokakarya.
·
Skripsi:
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang
lain.
·
Tesis:
karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·
Disertasi:
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
Ciri-ciri Laporan Ilmiah:
1.
Ditujukan kepada
pembaca tertentu
2.
Sistematika laporan
kadang disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah atau pesanan (dalam
suatu hibah kompetensi)
3.
Bahasanya formal, harus
disesuaikan dengan standar Bahasa Indonesia yang disempurnakan
4.
Memerhatikan
kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan disiplin keilmuannya
5.
Objektif.
B. Laporan
Semi Ilmiah : penulisan yang menyajikan fakta
dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di
masukkan karangan non-ilmiah.
Contoh Laporan Ilmiah Sederhana Tentang
Pengelolaan Sampah
BAB I
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Tema yang kami angkat pada karya ilmiah ini adalah mengenai
permasalahan seputar sampah yang melanda berbagai daerah di Indonesia.
Keprihatinan kami pada pengelolaan dan pengolahan sampah yang belum cukup baik
terlaksana mendorong kami untuk melakukan penelitian bagaimana sampah dapat
bermanfaat kembali dan tidak menjadi suatu permasalahan yang buruk. Untuk itu
kami membahas mengenai topik pendaurulangan sampah.
Penggunaan judul yang kami pakai di latar belakangi simpulan
kami dalam
penelitian bahwa ternyata sampah dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk cair organik. Karena itu, kami menggunakan judul tersebut pada karya ilmiah kami.
penelitian bahwa ternyata sampah dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk cair organik. Karena itu, kami menggunakan judul tersebut pada karya ilmiah kami.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan pengelolaan sampah
yang baik sebagai proses daur ulang sampah untuk menghasilkan pupuk cair
organik yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman bagi
kelangsungan hidupnya.
1.3.
Metode yang Digunakan
Metode yang kami gunakan dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah
dengan study pustaka. Mencari berbagai data yang akurat yang berasal dari
internet dan bertanya pada guru di bidang lingkungan hidup.
1.4.
Sasaran yang Dituju
Karya ilmiah ini dibuat untuk murid lingkungan sekolah, juga
karyawan sekolah agar lebih menyadari bahwa sampah dapat diolah sehingga dapat
bermanfaat kembali. Salah satunya untuk pembuatan pupuk cair organik yang
sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Diharapkan karya ilmiah ini dapat
menjadi panduan bagi para pembaca untuk mengolah sampah oraganik yang ada.
1.5.
Ruang Lingkuo Permasalahan
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan
sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai
barang buangan yang disebut sampah.
Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau
bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari
aktifitas manusia.Menumpuknya sampah dapat menjadikan timbulnya bibit penyakit,
untuk itu kami menjadikan permasalahan sampah ini sebagai bahan kajian pokok
untuk kami teliti.
BAB II
PENGELOLAAN SAMPAH
2.1. Pengertian Sampah
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan
sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai
barang buangan yang disebut sampah
Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau
bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari
aktifitas manusia. Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang
dikenal dengan istilah sampah basah atau sampah kering.
Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah
menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat
besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir
(TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada
lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam
memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk
tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).Permasalahan sampah merupakan hal
yang krusial.
Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena
dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan
perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5
kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki
penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari.Bila
tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan
tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang
ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.Pada
pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa.Oleh sebab itu,
pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya
diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan
sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus
dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya,
seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.
Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat
memanfaatkannya dengan baik.
Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang secara organik
untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur hara untuk
kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan sampah diantaranya dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi
bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan
residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
2.2. Klasifikasi Sampah
a.
Sampah berdasarkan
sumbernya
1.
Sampah rumah tangga,
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
2.
Sampah komersial, Sampah
yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan,
tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya.
3.
Sampah bangunan, Sampah
yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu
bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya.
4.
Sampah fasilitas umum,
Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan,
tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting,
kertas pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya.
b.
Sampah berdasarkan
jenisnya.
1.
Sampah organik (bersifat
degradabel)
Sampah organik adalah
jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman,
hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya
mikroorganisme.
2.
Sampah anorganik (non
degradabel).
Sampah anorganik adalah
jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam)
sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik.
2.3. Manfaat Sampah
Walaupun mengotori lingkungan, ternyata sampah juga dapat
memberikan manfaat. Manfaat itu antara lain sebagai berikut:
1.
Pengisi Tanah
2.
Tumbuhnya tempat pemukiman
baru, ruko, komplek, pembelanjaan baru, di kota yang asalnya dari
rawa-rawa/tanah berair lainnya/tempat-tempat pembuangan sampah
3.
Sumber Pupuk Organik,
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/makhluk hidup yang
telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya
akan berbeda dari semula.
4.
Sumber Humus, Kehadiran
senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat mempertahankan sifat
fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan tanah menyerap dan
mempertahankan air dapat terjadi dengan baik.
5.
Media Penanaman Jamur,
Pengunaan media dengan sampah memberikan hasil yang memuaskan. Misalnya, media
jamur merang, jamur ”Shiitake” dan jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada
bahan organik yang terdapat pada kompos.
5. Penyubur Plankton.Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah.
5. Penyubur Plankton.Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah.
6.
Media Produksi
Vitamin.Salah satu jenis mikroorganisme penghasil vitamin (vitamin B12)
ternyata sangat subur pertumbuhannya di dalam media yang dicampur dengan
ekstrak sampah.
7.
Bahan Makanan Tanah,
Sampah sebagai bahan makanan tanah secara langsung (masih segar) dan melalui
proses fermentasi telah digunakan dimana-mana dengan hasil yang baik.
2.4. Pengelolaan Sampah
Sampah yang ada harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah
tersebut terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.
Pengumpulan Sampah
Cara pengumpulan sampah
dengan menggunakan kantung. Kantung yang digunakan berasal dari kantung
plastik. Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta
sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah. Bentuk dan
ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan.
2.
Penampungan
Penampungan sampah dapat
menggunakan bak sampah. Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen.
3.
Pengangkutan
Kantung-kantung sampah
yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah, kemudian menunggu pengangkutan oleh
dinas kebersihan setempat atau sampah tersebut dapat di daur ulang yang
sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik.
2.5. Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Cair Organik
Sampah yang ada di masyarakat sebenarnya masih dapat dikelola
dan diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Istilah yang digunakan yaitu
‘daur ulang. Sampah-sampah yang ada dapat kita daur ulang menjadi sesuatu yang
masih dapat berfungsi. Setelah melakukan pratinjau, kita mendapatkan kesimpulan
bahwa sampah yang ada bisa kita olah menjadi pupuk cair organik yang bermanfaat
menyuburkan tanah.
Pada penelitian ini sebelum membuat pupuk cair, memisahkan
sampah berdasarkan klasifikasi organik dan anorganik. Bahan baku pupuk cair yang
bagus adalah bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan
air tinggi seperti sisa sayuran dan buah-buahan.
Sampah yang diambil berasal dari kantin tempat para siswa dan
karyawan makan. Pupuk cair organik adalah larutan hasil dari pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair
organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah
dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk cair
organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering
mungkin. Larutan ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
2.6. Tahapan Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Cair Organik
Untuk pengolahan sampah menjadi pupuk cair organik, harus
melalui beberapa tahapan, antara lain:
1.
Pembuatan molase, Gula
merah merah atau gula putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan
secukupnya, kemudian dipanaskan untuk memudahkan pelarutan.
2.
Pembuatan bakteri
Effective Microorganism
3.
Proses pembuatan bakteri
Effective Microorganism sebagai berikut :
Trasi ¼ kg, gula pasir 1 kg, bekatul 1 kg, 1 buah nanas (yang dihaluskan dengan blender), dan 10 liter air bersih dimasak dalam panci agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, larutan di taruh di dalam ember dan hasil adonannya didinginkan. Susu ayam ditambahkan dalam larutan, ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bakteri EM yang sudah jadi akan menjadi kental/lengket. Larutan bakteri diambil, disaring, dan dimasukkan ke dalam botol. Botol disimpan di dalam ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung agar bakteri mendapat oksigen yang cukup. Tutup botol jangan terlalu rapat atau dibiarkan terbuka. Selanjutnya cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk cair organik.
Trasi ¼ kg, gula pasir 1 kg, bekatul 1 kg, 1 buah nanas (yang dihaluskan dengan blender), dan 10 liter air bersih dimasak dalam panci agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, larutan di taruh di dalam ember dan hasil adonannya didinginkan. Susu ayam ditambahkan dalam larutan, ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bakteri EM yang sudah jadi akan menjadi kental/lengket. Larutan bakteri diambil, disaring, dan dimasukkan ke dalam botol. Botol disimpan di dalam ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung agar bakteri mendapat oksigen yang cukup. Tutup botol jangan terlalu rapat atau dibiarkan terbuka. Selanjutnya cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk cair organik.
4.
Pembuatan pupuk cair
organic, Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara
anaerob/fermentasi tanpa bantuan sinar matahari. Pembuatan pupuk cair organik
dilakukan sebagai berikut:
Ø Sampah organik dimasukkan ke dalam karung beras dan ditekan
sampai padat
Ø Lalu karung tersebut diikat dengan tali rafia. Larutan media
dibuat dengan mencampurkan 500 ml cairan bakteri EM, air tajin 1l, air kelapa
tua 1l, air bersih 7l ke dalam ember.
Ø Karung beras yang berisi sampah organik dimasukkan ke dalam
larutan media sampai bahan organik terendam seluruhnya (beban dapat diletakkan
di atas karung beras agar tidak mengapung). Ember ditutup dengan rapat sehingga
udara tidak bisa masuk ke dalam ember,
Ø Lalu disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar
matahari) selama 7-10 hari.
Ø Setelah proses fermentasi selesai, penutup ember dibuka kemudian
karung yang berisi sampah organik diangkat dan dipisahkan. Volum/jumlah bahan
organik akan menyusut dari volum awal. Sisa bahan tersebut bisa dijadikan bahan
untuk kompos. Fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak
putih pada pemukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas
yang menyengat. Pupuk cair organik disimpan dalam botol dan ruangan yang sejuk.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik
dapat disimpulkan bahwa :
a.
Sampah dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk cair organik baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
b.
Penggunaan bakteri
effective microorganism untuk mengolah sampah menjadi pupuk cair organik dapat
meningkatkan kualitas tanah bagi kelangsungan hidup tanaman.
c.
Sampah organik yang dimanfaatkan
menjadi pupuk cair organik sangat berperan bagi perbaikan sifat fisik, kimia
dan dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.
3.2.Saran
Berdasarkan karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan saran adalah :
a.
Pemanfaatan sampah sebagai
pupuk cair organik perlu diaplikasikan terhadap
berbagai jenis tanaman dengan penelitian lebih lanjut.
berbagai jenis tanaman dengan penelitian lebih lanjut.
b.
Pengamatan lebih lanjut
mengenai modifikasi media-media atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
bakteri effective microorganism dan pupuk cair organik.
SUMBER:
Faizul.2012.”Pengertian
Laporan”.Dalam http://faizul-myblog.blogspot.com/2012/05/pengertian-laporan.html.
Denditama.2011.”Apa itu laporan dan macamnya?”. Dalamhttp://dendiatama.blogspot.com/2011/04/apa-itu-laporan-dan-macamnya.html.
Guru, Pemerhati.2013.”Ciri-ciri Laporan Ilmiah”.Dalam http://panduanguru.com/ciri-ciri-laporan-ilmiah-panduan-laporan-ilmiah-untuk-guru/.
Tio Andika, Nanang.2012.”Karya Ilmiah Tentang Pengelolaan Sampah”.Dalam http://shindota.blogspot.com/2012/02/karya-ilmiah.html.