Kamis, 28 November 2013

KOMUNIKASI

1.     PENTINGNYA KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian ide atau gagasan dari satu pihak dengan pihak lain. Pentingnya komunikasi bagi manusia adalah komunikasi dapat menjadi sarana dalam membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap atau perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gesture dan broadcasting.

2.     DEFENISI KOMUNIKASI
Defenisi Komunikasi menurut para ahli:
a.       PALO ALTO
Ketika dua orang bersama, mereka berkomunikasi secara terus-menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak bekomunikasi.
b.      HIMSTREET & BATY
Komunikasi adlah sutu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku maupun tindakan.
c.       BOVEE
Komunikasi adalah sutu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
d.      DELTON E, Mc FARLAND
Komunikasi adlah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.
e.       WILLIAM ALBIG
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambing yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh  pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat istiadat.
f.        CHARLES H. COOLEY
Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakuka dengan mengartikan symbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
g.       A. WINNET
Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
h.      KARFRIED KNAPP
Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem symbol linguistik, seperti sistem verbal (kata-kata) dan non verbal. Siste ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka atau media lain (tulisan, oral dan visual).

Jadi komunikasi adalah suatu proses interaksi antar pribadi yang dilakukan dengan sistem yang biasa, seperti symbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

3.     PROSES KOMUNIKASI
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
·         Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

·         Pesan (Message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat,  e-mail, atau media lainnya.

·         Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.

·         Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

4.     KOMUNIKASI PERSUASIF
Komunikasi Persuasif adalah bagaimana kita mampu secara psikologis meyakinkan orang lain dengan membuat orang lain tersebut merasa nyaman dengan kita sehingga kita mampu memberikan tanggapan respon yang positif dan mau menerima informasi yang kita sampaikan.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif berhasil, yaitu :
-          Sumber pesan yang memiliki kredibilitas tinggi. Contoh: seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikan.
-          Pesan itu sendiri (apakah masuk akal / tidak)
-          Pengaruh lingkungan
-          Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesab tersebut diulang-ulang).

5.     PANDANGAN TENTANG PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi pemasaran terlalu sering hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.Sekarang terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian pelanggan sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan tahap setelah pemakaian. Dan karena setiap pelanggan berbeda, program komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan individu tertentu. Dengan adanya teknologi elektronik baru, perusahaan harus bertanya bukan hanya "Bagaimana kita dapat menjangkau pelanggan kita?" tetapi juga "Bagaimana kita dapat menemukan cara yang memungkinkan para pelanggan kita mencapai kita?”.Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.

6.     MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI
a.       Saluran Komunikasi Pribadi : Melibatkan dua atau beberapa orang yang berkomunikasi langsung satu sama lain dengan tatap muka, satu orang dengan audiens, melalui telepon, atau melalui email.
b.      Saluran Komunikasi Non Pribadi : Komunikasi yang diarahkan pada lebih dari satu orang dan mecakup media, promosi penjualan, acara-acara khusus dan pemberitaan.
c.       Integrasi Saluran Komunikasi.

7.     MODEL KOMUNIKASI PEMASARAN
Model komunikasi pemasaran terbagi 2, yaitu:
a.       Model Makro
-          Perhatian Yang selektif : dengan memberikan pesan iklan.
-          Penyimpangan Selektif : penerima akan mendengarkan apa yang sesuai dengan keyakinannya akibatnya penerima sering menambahkan sesuatu yang tidak ada pada pesan tersebut.
-          Ikatan Selektif : orang-orang akan meyimpan lama dalam ingatannya sebagian kecil pesan yang sampai kepada mereka apabila menerima.
b.      Model Mikro
Dengan melihat tanggapan pelanggan sehingga proses komunikasi didasarkan pada tugas komunikator.
-          Kesadaran
-          Pengetahuan
-          Kesukaan
-          Keyakinan
-          Pembelian.

8.     ALAT – ALAT PROMOSI DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN
a.    Periklanan
Dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi sutu produk atau memicu penjualan yang cepat.
·         Daya Sebar : iklan memungkinkan penjualan mengulangi pesan berkali-kali. Iklan memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan-pesan dari berbagai pesaing.
·         Daya Ekspresi yang besar : iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan tersebut dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara dan warna yang berseni.
·         Impersonalitas : Pendengar tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi iklan.

b.    Promosi Penjualan
-          Komunikasi : Promosi penjualan mendapat perhatian dan mungkin akan mengarahkan konsumen keproduk tersebut.
-          Insentif : Promosi penjualan menggabungkan konsesi, dorongan atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
-          Ajakan : Promosi Penjualan merupakak ajakan yang jelas untuk terlibat dalam transaksi tersebut.

c.    Penjualan Tatap muka
Penjualan Tatap muka adalah kegiatan mempromosikan sutu produk dengan cara mendatangi ketempat konsumen  berada, oleh seorang wiraniaga/ salesperson.
Sifat-sifat penjualan tatap muka :
-          Adanya kontak langsung dengan konsumen.
-          Adanya tanggapan langsug drai konsumen.
-          Memperat hubungan dengan konsumen, apabila sikapnya memuaskan.
-          Biaya operasionalnya cukup tinggi.

d.    Hubungan Masyarakat
-          Kredibilitas yang tinggi: Cerita dan fitur yang baru akan lebih otentik dan dapat dipercayai membaca dibandingkan dengan iklan.
-          Kemampuan menangkap pembeli yang tidak hati-hati : hubungan masyarakat dapat menjangkau calon yang lebih suka menghindari wiraniaga dan iklan.
-          Dramatisasi : Hubungan masyarakat memiliki kemampuan mendramatisasi suatu perusahaan atau produk.

SUMBER:



Rabu, 20 November 2013

SIKAP KONSUMEN

A.   DEFENISI SIKAP KONSUMEN
Sikap adalah sebuah ungkapan dalam bentuk perilaku atas perasaan , keyakinan, dan kepercayaan seseorang terhadap suatu objek (misalnya: orang lain, benda, ide, dll). Biasanya ditandai dengan perasaan suka dan tidak suka.
Sikap Konsumen adalah suatu gambaran dari perasaan, keyakinan, dan kepercayaan seorang konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari sebuah objek.

B.   FUNGSI – FUNGSI SIKAP
1.      Fungsi Utilitarian
Maksudnya seorang konsumen menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
2.      Fungsi Mempertahankan Ego
Maksudnya sikap dapat melindungi citra seorang konsumen (mengurangi rasa minder atau meningkatkan kepercayaan dirinya).
3.      Fungsi Ekspresi Nilai
Maksudnya sikap akan menggambarkan minat atau hobi seorang konsumen.
4.      Fungsi Pengetahuan
Maksudnya sikap positif seorang konsumen terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan suatu produk.

C.   TIGA KOMPONEN SIKAP
1.      Komponen Kognitif
Kepercayaan, keyakinan, atau persepsi seorang konsumen terhadap suatu objek. Biasanya diperoleh atas pengetahuan konsumen tersebut dari pengalaman dan informasi yang dimilikinya.
2.      Komponen Afektif
Emosi atau perasaan seorang konsumen terhadap suatu objek tertentu. Biasanya dengan adanya perasaan suka atau tidak suka konsumen terhadap objek tersebut.
3.      Komponen Konatif
Kecenderungan tindakan atau perilaku seorang konsumen terhadap suatu objek tertentu. Biasanya tindakan konsumen untuk membeli atau menolak objek tersebut.

D.   PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN
Pemahaman sikap konsumen merupakan hal yang sangat krusial terutama dalam pengembangan strategi pemasaran. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penelitian untuk mengetahui sikap konsumen. Penelitian untuk mengukur sikap konsumen dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya telah diidentifikasi. Kelompok konsumen itu bisa didasarkan pada demografi, kelas sosial, dan gaya hidup. Terhadap segmen sasaran itu sejumlah pertanyaan mengenai produk yang akan dikembangkan diajukan. Dengan mendasarkan pada sikap dan penilaian segmen konsumen itulah pengembangan produk dilakukan.
Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan untuk produk komputer laptop, maka srategi promosinya harus menekankan pada penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan dengan cepat. Demikian juga untuk segmen pasar yang lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tercapai.

E.   HUBUNGAN ANTARA DAN SIKAP PERILAKU
Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut:
1.      Spesifikasi sikap dan perilaku
2.      Relevansi sikap terhadap perilaku
3.      Tekanan normatif
4.      Pengalaman.

F.    MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
1.      Tingkat Keterlibatan Konsumen. Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.
2.      Pengukuran sikap. Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
3.      Pengaruh orang lain. Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.
4.      Faktor situasional. Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
5.      Pengaruh merek lain. Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku.  Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
6.      Kekuatan sikap. Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.

G.  MODEL PERUBAHAN KEPERCAYAAN, SIKAP dan PERILAKU
Setelah mempelajari hal diatas maka selanjutnya pemasar harus dapat mengetahui model perubahan kepercayaan,sikap dan perilaku,dimana dalam model ini Proses perubahan di mulai dengan pesan /komunikasi dengan maksdu membujuk.Pemprosesan informasi pesan kemudian terjadi.Pada titik ini Proses perubahan tgerjadi melalui jalur yang berbeda yaitu:

-      Jalur pengambilan keputusan(dapat di pelajari dengan
Ø  Proses Perubaha Sikap Berdasarkan Elaboration Likelihood Model,
Ø  Model Multiatribut, dan
Ø  Model Reasoned Action atau Model Behavioral Intentions).

-      Jalur eksperiental (dapat dipelajari dengan:
·         Balance Theory,
·         Mempengaruhi sikap dengan teori pertimbangan sosial).

-      Jalur Pengaruh perilaku(dapat di pelajari dengan A.Mempelajari pengaruh Behaviorial).

SUMBER:


Kamis, 14 November 2013

PEMBELAJARAN KONSUMEN


1.  PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hidupnya, bahkan waktu manusia didalam kandungan. Sedangkan Pembelajaran konsumen merupakan proses yang mengubah perilaku beli mereka.

2.   TEORI PEMBELAJARAN
-          Teori belajar humanistik.
Abraham Maslow dan Carl Rogers termasuk kedalam tokoh kunci humanisme. Tujuan utama dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari aktualisasi diri manusia automomous. Dalam humanisme, belajar adalah proses yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang fasilitator. Dijelaskan juga bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Kerana itu dalam kaitannya maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri.
-          Teori belajar behavioristik.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
-          Teori pembelajaran sosial
a.       Teori Perilaku (Bandura)
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswatelah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).
b.      Teori belajar kognitif
AUSUBEL : TEORI BELAJAR BERMAKNA
Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

3.   ILUSTRASI TEORI PEMBELAJARAN
a.       Ilustrasi dari classical conditioning (membiasakan)
·         Pavlov eksperimen terhadap anjing.
·         Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus

b.      Ilustrasi dari instrumental conditioning (belajar dari kesalahan)
Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan).

c.       Ilustrasi dari cognitive learning
·         Konsumen berprilaku menyelesaikan masalah
·         Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk  yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.

d.      Ilustrasi pembelajaran pasif
·         Penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan  (produk dengan tingkat keterlibatan rendah.
·         Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap konsumen.

4.   RELEVANSI PENGARUH PERILAKU DAN COGNITIVE LEARNING PADA PEMASARAN
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

5.   LOYALITAS KONSUMEN
Menurut Tjiptono (2002 : 24) terciptanya kepuasan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.  Menurut Kotler (2003 : 140) Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan.
Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul kesetiaan konsumen. Bila dari pengalamannya, konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan berhenti untuk mencoba merek-merek lain sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kriteria yang mereka tetapkan. Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian dilakukan oleh seorang konsumen terhadap suatu perusahaan. Dan mereka berhasil menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri dari kepuasan, kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas.
Loyalitas memberi pengertian yang sama atas loyalitas merek dan loyalitas pelanggan. Memang benar bahwa loyalitas merek mencerminkan loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu, tetapi apabila pelanggan dimengerti sama dengan konsumen, maka loyalitas konsumen lebih luas cakupannya daripada loyalitas merek karena loyalitas konsumen mencakup loyalitas terhadap merek. Loyalitas adalah tentang presentase dari orang yang pernah membeli dalam kerengka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian yang pertama.
Dalam mengukur kesetiaan, diperlukan beberapa attribut yaitu :
1.      Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada orang lain
2.      Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
3.      Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama dalam melakukan pembelian jasa
4.      Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan perusahaan beberapa tahun mendatang.
Oliver mendefinisikan loyalitas konsumen dengan suatu keadaan dimana terdapat komitmen yang kuat dalam pembelian ulang dan penggunaan kembali barang dan jasa perusahaan. Tingkat loyalitas konsumen terdiri dari empat tahap :
-          Loyalitas Kognitif. Tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan merek, manfaat dan dilanjutkan kepembelian berdasarkan keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.
-          Loyalitas Afektif. Sikap favorable konsumen terhadap merek merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively loyalty berlangsung. Dasar kesetiaan konsumen adalah sikap dan komitmen terhadap produk dan jasa, sehingga telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya.
-          Loyalitas Konatif. Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi.
-          Loyalitas Tindakan. Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan.

6.   PEMBELAJARAN VICARIOUS
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain.
-          Teori pembelajaran vicarious
Teori mengatakan bahwa orang belajar tanpa harus menerima ganjaran gataupun hukuman, seperti yang diyakini oleh pengikut teori instrumental conditioning. Bila seseorang melihat atau mengetahui bahwa orang lain mengalami kepuasan dalam menggunakan suatu produk, karena seolah-olah ia mengalami sendiri.


SUMBER:
http://wantosakti.wordpress.com/2013/11/12/261/
http://andhy-brenjenk.blogspot.com/2011/11/pembelajaran-konsumen.html