Judul :
Memori
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit :
Gagas Media
Tahun Terbit : 2012
MEMORY
Mahoni adalah seorang arsitek ruang
publik yang bekerja di Virginia. Desainnya idealis dan spesifik. Kisahnya
dimulai ketika mahoni gagal memenangkan proyek pertama, yaitu pembangunan rumah
di Virginia. Mahoni sangat kuat dengan desain buatannya, dan akan menolak
setiap menerima tawaran desain seperti meniru, baginya sangat mengusik harga
dirinya, karena tidak perlu membutuhkan arsitek jika hanya membuat rumah
mengikuti desain di majalah. Empat tahun berada di virginia dan dua tahun
setelahnya ia bergabung dengan biro arsitek terbesar dikota itu bersama Ron sebagai
atasan dan temannya. Ron adalah pria bule yang selalu bersedia membantu Mahoni
dengan balasan satu kencan di Little Fountain, restoran paling romantis di
Virginia yang terletak di bawah John Marshall, apartemen tempat tinggal Ron. Di
Virginia mahoni membangun kariernya mulai dari bawah, sampai sekarang ia telah
cukup sukses dengan menangani proyek-proyek berskala besar.
Sampai suatu hari, Mahoni mendapat kabar
duka dari jakarta. Papanya dan grace (mama tiri mahoni) meninggal dalam sebuah kecelakaan. Malam itu juga mahoni langsung
pulang ke jakarta, negara yang telah lama ia tinggalkan bersama kenangan
pahitnya. Mahoni merasa sedikit menyesal telah mengabaikan semua surat dan
telepon dari papanya. Semenjak kedua orangtuanya bercerai, Mahoni memang
sengaja menarik diri dari mereka
Kepulangannya di Indonesia hanya untuk dua sampai tiga
hari dan Mahoni tiba di Jakarta menjelang senja. Ia disambut oleh Om Ranu (adik
papanya). Ternyata Mahoni terlambat karena pemakaman papanya dan grace telah
selesai sejak siang tadi. Ia bergegas masuk ke kamar untuk meletakkan barang-barangnya
dan beristirahat sejenak sebelum perhi ke makam. Setelah itu, mahoni berniat
mencari hotel karena ia merasa tidak sanggup jika harus serumah dengan adik
tirinya, Sigi.
Saat di makam, Mahoni bertemu dengan mamanya, Mae. Ia sempat
bercakap-cakap sebentar dengan Mae. Mae mengajak Mahoni untuk ikut dengannya ke
Bandung, namun Mahoni menolak karena jadwal pesawatnya besok sore. Sesampai dirumah,
Om ranu mengajaknya bicara, beliau meminta Mahoni tinggal sementara waktu di
Jakarta untuk mengurus Sigi. Om ranu tidak bisa mengursnya karena ia harus
menjaga istrinya yang sedang sakit parah di Yogya, dan mereka juga tidak
mempunyai anak. Awalnya mahoni berkeras tidak mau, namun setelah dibujuk oleh
Om ranu dengan hanya waktu dua bulan dan papanya, ia pun mengiyakan permintaan
itu.
Keesokkan harinya, Mahoni pergi ke mall
untuk membeli barang-barang kebutuhanya selama dua bulan di Jakarta. Saat
selesai berbelanja dengan empat tas belanjaan di kedua tangannya, ia meyusuri
lantai tiga mall. Mahoni melewati sebuah kafe, ia terkagum-kagum dengan
desainnya. Mahoni memasuki kafe itu dan bertanya kepada manajer kafe tentang
orang yang mendesain kafe itu.
Seorang perempuan bernama sofia, memberi
tahu nama orang yang mendesain kafe tersebut, yaitu Simon – Teman lama Mahoni.
Sofia adalah kekasih Simon, mereka bertemu di DELF, Belanda. Simon dan Sofia
membuka sebuah kantor desain yang bernama MOSS di daerah Pakubuwono. Mahoni dan
Simon berbincang-bincang sejenak, lalu simon menawari Mahoni untuk bekerja.
Mahoni bilang akan pikir-pikir dulu. Tapi akhirnya, ia menerima tawaran itu dan
mulai bekerja bersama simon dan sofia.
Moss merupakan kantor yang memiliki tiga
pegawai, yaitu Nisa sebagai estimator sekaligus sekretaris, Pak sur sebagai
pegawai lapangan dan Neni sebagai seorang arsitek muda. Proyek pertama mahoni
di Moss adalah mendesain sebuah rumah Om regulus dan Tante renata. Namun sangat
disayangkan proyek tersebut gagal, karena desain rumah yang diingini Om regulus
dan Tante renata adalah gaya mediteran dan Mahoni mendesain gaya Posmo tanpa
membuat back up. Hal ini membuat Simon marah dan mereka bertengkar di Moss.
Mahoni mengatakan bahwa Simon berubah, dia saat ini mirip pedagang bukan
arsitek. Dan saat itu juga Mahoni mundur dari Moss.
Dua hari dilalui Mahoni dirumah saja dan
membuatnya bosan. Ingin rasanya Ia mengepak kopernya dan kembali ke Virginia.
Namun ketika dia duduk santai dengan the hangat, ia mendapat telepon dari nomor
yang tidak diketahuinya. Orang itu adalah Sofia, yang mengajak Mahoni untuk
bekerja lagi di Moss dan menawari membuat desain butik Cavali. Mahoni tidak mau
membuang kesempatan ini, dia pun menerimanya. Kerja sama dengan Sofia jauh
lebih menyenangkan dibandingkan dengan simon.
Namun seiring berjalannya waktu hubungan
mahoni dengan adiknya Sigi semakin membaik. Awalnya hubungan antara Mahoni dan
adik tirinya – Sigi tidak terlalu baik. Mahoni memendam rasa benci dan iri yang
begitu besar untuk anak itu. Sigi memiliki apa yang tidak dimilikinya, yaitu
sebuah keluarga. Terlebih saat ia melihat wajah sigi, ia akan langsung teringat
pada Grace – wanita yang merebut papanya dari dia dan mamanya. Padahal sebelum
grace hadir di kehidupan mereka, kedua orangtua Mahoni memang tidak pernah
akur. Bermula dari suara kecil dikamar papanya. Namun, Mahoni yag saat itu
masih kecil, tidak menyadari hal ini. Seiring berjalannya waktu, hubungan
antara Mahoni dan Sigi mulai membaik. Percakapan antara keduanya tak lagi
canggung, dan mereka sudah bisa makan bersama dalam satu meja. Sigi juga
melakukan beberapa hal yang membuat Mahoni merasa tersentuh. Tanpa disadarinya,
Mahoni mulai menyayangi Sigi dan menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Sigi juga mulai menyayangi Mahoni. Mereka menjadi saling membutuhkan satu sama
lain.
Sampai pada suatu hari, Mahoni menerima
tawaran kerja dari Frank O Gehry (seorang arsitek yang disukai Mahoni sejak
kuliah) di Virginia. Ini adalah cita-cita mahoni sejak dulu, bekerja bersama
Frank O Gehry. Tapi akhirnya Mahoni menolak tawaran itu, walaupun hal itu
sangat ingin ia lakukan. Ia merasa tidak sanggup jika harus meninggalkan Sigi
sendirian di Jakarta. Mahoni dan Sigi sempat mengunjungi tempat Om ranu di Yogya
untuk meminta bantuan, namun beliau tidak bisa berbuat banyak karena kondisi
istrinya yang semakin parah. Sigi berulang kali menyakinkan Mahoni bahwa ia
akan baik-baik saja jika harus tinggal sendirian di jakarta. Namun Mahoni tetap
tidak mau meninggalkan Sigi sendirian.
Sesampainya di jakarta, ia mendapati
Simon didepan rumah papanya. Jelas, bahwa simon akan marah padanya karena ia
tidak datang dalam meeting bersama om Regulus dan tante Renata. Mahoni
menjelaskan kepada Simon tentang ketidak hadirannya, Simon senang mendengar
kabar dari Mahoni dan mengucapkan selamat. Namun disisi lain, Simon melihat
Mahoni bersedih karena ia tidak dapat meninggalkan sig. Simon pun memberikan
Mahoni pelukan. Setelah benar-benar menolak tawaran itu melalui Ron sekaligus
berkata pada Ron bahwa ia tidak akan kembali ke Virginia, Mahoni merombak
habis-habisan rumah papanya. Ia mengganti cat dan semua furniture rumah itu,
seakan ia membuang semua kenangan pahit bersamanya. Jika harus tinggal lama di
Jakarta, Mahoni ingin merasa nyaman. Setidaknya sampai Sigi lulus SMA dan
berkuliah. Mahoni bekerja tidak
sendirian, ia meminta bantuan Pak Sur dalam merombak rumahnya tanpa
sepengetahuan Simon. Namun, hal itu tidak dapat disembunyikan, Simon pun
akhirnya mengetahuinya dan membantu mahoni.
Di sisi lain, masa lalu antara Mahoni
dan Simon mulai menyeruak. Yah, dulu mereka berpacaran. Simon memang tidak
pernah “ menembak” Mahoni secara langsung, tapi saat Mahoni meminta kejelasan
darinya, Simon bilang ia serius dengan Mahoni. Sampai saat wisuda simon
memberitahu Mahoni bahwa ia akan melanjutkan studinya di Belanda. Mahoni kaget
karena Simon baru memberitahunya hari itu. Simon mengajak Mahoni ikut ke
Belanda, tapi Mahoni menolak. Kemudian mereka berpisah tanpa ada kata putus
diantara mereka.
Intensitas pertemuan Mahoni dengan Simon
yang semakin rutin mau tak mau membuat perasaan sayang Mahoni kembali muncul. Baru
Mahoni sadar, ia memang masih mencintai Simon. Namun Mahoni tidak bisa mengabaikan
keberadaan Sofia sebagai kekasih Simon. Terlebih Sofia juga selalu bersikap
baik kepada Mahoni. Akhirnya, Mahoni berusaha memendam perasaannya itu.
Hingga akhirnya Simon menyatakan bahwa
ia masih mencintai Mahoni. Simon bertanya apakah Mahoni juga memiliki perasaan
yang sama dengannya. Mahoni bimbang, ia memang masih mencintai Simon, tapi
bagaimana dengan sofia? Dan Mahoni juga takut ia akan menjadi Grace. Karena jika
Mahoni mengatakan yang sebenarnya, berarti ia telah merebut kekasih orang lain.
Semua bertambah rumit saat Mae tahu bahwa selama ini Mahoni tinggal di Jakarta
untuk mengurus Sigi. Mae marah besar dan merasa mahoni telah mengkhianatiinya
karena bersedia merawat anak Grace. Mahoni berusaha menjelaskan keadaannya,
tapi Mae sulit mengerti.
Setelah simon menyatakan cinta kepada
Mahoni dan Mahoni jujur tentang perasaannya terhadap Simon. Akhirnya Simon pun
memutuskan untuk memilih satu pereempuan sebagai kekasihnya. Simon memutuskan
Sofia dan memilih Mahoni. Sofia sedih karena Simon memutuskannya karena seorang
perempuan. Sofia pun bergegas pergi meninggalkan Moss sambil menangis dan ia
bertemu dengan Mahoni. Mahoni mengejarnya sampai halaman depan Moss. Sofia
sudah mengetahui bahwa perempuan yang dihati Simon adalah Mahoni. Hal ini telah
diketahui Sofia saat ulang tahun Simon, ketika ia sedang berbicara dengan
Mahoni tentang Simon yang menyukai Gehry. Sofia tidak membenci Mahoni da Simon,
namun ia ingin hubungan nya yang dulu dengan simon menjadi kenangan yang indah.
Cinta Mahoni dan Simon akhirnya bersatu.
Namun, cinta mereka tidak hentinya di uji. Setelah Sofia melepas Simon kepada
Mahoni, Mahoni mendapat surat bahwa simon di terima kerja di OMA, Belanda.
Mahoni melepas Simon selama dua tahun untuk mengejar impiannya. Selama itu juga
ia membagun kariernya di Jakarta tepatnya di Moss.
Dua tahun hampir berlalu, Mahoni
mendapat kabar dari Sofia bahwa kontrak kerja Simon di belanda di perpanjang.
Hal itu membuat Mahoni sedih karena ia mendapat kabar itu dari Sofia bukan
Simon. Tiba-tiba Nisa datang dan memberitahu bahwa ada meeting di Sinabung
setengah jam lagi. Mahoni mengernyit, karena dia ada meeting sore itu di
Sudirman Park yang hampir deal. Namun sofia dan Nisa memaksa Mahoni dengan
alasan proyek baru. Mahoni pun setuju sedangkan Sofia dan Nisa tersenyum Lebar.
Tempat yang didatangi di Sinabung adalah
rumah tua bergaya jengki yang sekilas tampak asli dan sangat terawat. Mahoni mengetuk
pintu tetapi tidak ada jawaban. Ketika ketukan yang ketiga ia mendengar suara
lelaki berbicara sendiri dalam bahasa inggris dan bahasa belanda. Suara lelaki
itu tidak asing bagi Mahoni. Mahoni melangkah perlahan melewati ambang pintu
dan memasuki sebuah ruangan. Dia tepat berhenti sebelum telapak kakinya
menyentuh bayangan dihadapannya. Lelaki itu menyudahi pembicarannya dan
mematikan ponselnya, lalu berbalik menghadapi Mahoni dan memperlihatkan
wajahnya.
Simon adalah pria yang ditemui Mahoni di
Sinabung. Lelaki itu ada dijakarta, tepatnya di depan Mahoni. Mahoni hampir
tidak mengenali Simon karena simon tidak memakai kaus Dulux dan jeans belelnya.
Mahoni yang terkejut karena kedatangannya tidak tau harus berbuat apa.
Sehinggga membuat Simon bertanya apaka Mahoni tidak senang melihatnya. Namun,
Mahoni hanya mengatakan dia terkejut, karena Sofia mengatakan bahwa kontrak
kerja Simon dengan OMA diperpanjang. Simon membenarkan bahwa kotrak kerjanya
diperpanjang di OMA dan ia menjadi arsitek senior OMA di Indonesia. Hal
tersebut menambah keterkejutan Mahoni dan ia mengucapkan selamat kepada Simon,
karena telah mendapatkan semua yang ia inginkan. Namun simon mengatakan bahwa
belum semua yang ia dapatkan. Simon mencondongkan dirinya kepada Mahoni dan
mengatakan bahwa selain kas dan jeans, hal lain dari dirinya tidak berubah.
Kemudian dengan perlahan dia mengecup Mahoni.
Hari itu, di salah satu sudut jalan
sinabung, di sebuah rumah kosong yang dindingnya miring dan bentuknya seperti
kapal laut, waktu menjawab pertanyaan Mahoni. Jawaban seperti secangkir cokelat
panas pada malam yang beku.