Penulis :
Windry Ramadhina
Penerbit :
GagasMedia
Dimensi :
13 x 19 cm
Tebal :
304 Halaman
A. Sinopsis
Novel
Cinta
itu egois, sayangku.
Dia
tak akan mau berbagi.
Dan
seringnya cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta,
berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu berapa sebesar
apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan
siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau
buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya.
Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia-cinta juga tidak.
Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau
pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
B. Unsur
Intrinstik Novel
1. Tema
Cinta
yang tak lagi sama.
2. Tokoh
-
Tokoh Utama : Mahoni
-
Tokoh Kedua : Simon Marganda
-
Tokoh Ketiga : Sofia
-
Tokoh Pembantu : Sigi, Mae, Nisa, Neri,
Pak sur.
-
Tokoh Figuran : Papa, Ron, Om Regulus, Tante
Renata, Pak Roes, Bu Roes, Ni Mar.
3. Penokohan
·
Mahoni : seorang arsitek ruang publik
yang sakit hati kepada papanya karena papanya menikah lagi. Orang yang
meerindukan kehangatan keluarga dan mencintai Simon.
·
Simon : Pria yang selalu memakai kaus gartisan
dan jeans belelnya dengan rambut ikal acak-acakan serta jenggot tipis yang
menutupi wajah tampannya. Pria yang mempunyai perasaan yang sama kepada Mahoni
bahkan setelah empat tahun.
·
Sofia : Sebagai pacar Simon.
·
Penokohan Lainnya.
4. Alur
Alur
maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan mahoni saat itu kemudian harus
kembali kemasa lau untuk menjelaskan alasannya pergi ke Virginia. Dan kembali
maju untuk menceritakan hubungan Mahoni, Simon dan Sigi.
5. Sudut
Pandang
Sudut
pandang orang pertama.
6. Amanat
-
Tidak ada orang tua yang melupakan
anaknya.
-
Tidak ada cinta yang sama.
-
Harus saling mengasihi saudara.
-
Sebuah penantian yang tidak pernah
sia-sia.
C. Keunggulan
dan Kelemahan Novel
1. Keunggulan
Novel
-
Novel ini mengajarkan tentang cinta
orangtua kepada anaknya dan sebaliknya.
-
Novel ini mengajarkan tentang sebuah
penantian yang tidak pernah sia-sia.
-
Kata-katanya mudah dipahami.
-
Pewatakan tokoh mudah dipahami dan
digambarkan secara jelas.
-
Alur cerita mudah dipahami meski alur
maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi semakin penasaran.
2. Kelemahan
Novel
-
Halaman novel cukup tebal.
-
Ada beberapa sesi cerita yang cukup
panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja.
D. Kesimpulan
Novel
ini pantas untuk siapa saja, terumta buat wanita yang sakit hati kepada lelaki
karena papanya. Novel ini juga memberikan inspirasi, pesan dan kesan yang dapat
mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami
karena menggunakan bahasa yang sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar