Sabtu, 26 November 2011

PENGELOLAAN PRODUK DAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU

1.   PENGERTIAN PRODUK
Pengertian produk menurut para ahli:
A.   W. J Stanton
A product is a set tangible and intangible atributes, including, packaging,color, price, manufacture’s prestige, and manufacture’s andc retailer, which the buyer may accept as offering want- statisfication. Artinya produk ialah seperangkat atribut baik berwujud atau pun tidak berwujud, termasuk didalam nya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual(pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
B.   KOTLER
Menyatakan “ A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Products that are marketed include physical goods, services, experiences, events, persons, places, properties, organizations, information and ideas.
Produk adalah segala sesuatu yang dapay ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.
Dari pengertian produk menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa.
Jadi, konsumen tidak hanya membeli produk hanya sekedar untuk memuaskan kebutuhan(needs), akan tetapi juga bertujuan untuk memuaskan keinginan (wants). Misalnya bentuk sepatu, warna hijau, merek yang bagus, gaya, dan harga nya.
Oleh karena itu produsen harus memperhatikan secara hati-hati kebijakan produknya. Jika digambarkan sebuah produk itu memiliki beberapa lapisan. Kombinasi dari beberapa bagian lapisan itu akan mencerminkan suatu produk. Dari beberapa lapisan, akan tergambar “image” pada konsumen. Lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:



Apabila seseorang membutuhkan suatu produk, maka terbayang lebih dahulu ialah manfaat produk, setelah itu baru memepertimbangkan faktor-faktor lain diluar manfaat. Faktor-faktor itulah yang membuat konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak.
Suatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Dan dapat pula menyewa para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi.
1.   KLASIFIKASI PRODUK
Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
1.    Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang:

a.    Barang Tidak Tahan Lama
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaiannya. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, gula, garam, dll. Oleh karena barang jenis ini dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya sering terjadi, maka strategi yang tepat adalah menyediakan nya di banyak lokasi, menerapkan mark-up yang kecil, dan mengiklankannya secara gencar untuk merangsangorang untuk mencobanya.


 

b.    Barang Tahan Lama
Merupakan barang yang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian nya. Umumnya jenis barang ini membutuhkan personal selling dan pelayanan yang lebih banyak daripada barang tidak tahan lama, memberikan keuntungan yang lebih besar, dan membutuhkan garansi daripenjualnya. contoh dari barang tahan lama.




2.   KLASIFIKASI BARANG KONSUMEN
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Barang konsumen diklasifikasi menjadi empat jenis, yaitu:
1)   Convenience Goods
Merupakan barang yang ada pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi, dibutuhkan dalam waktu segera dan hanya memerlukan usaha yang minimum dalam pembandingan dan pembeliannya. Convenience goods dapat dikelompokkan menjadi tiga jeni, yaitu:
a.    Staples adalah barang yang dibeli konsumen secara rutin, misalnya sabun, pasta gigi, dll
b.    Impulse goods merupakan barang yang dibeli tanpa usaha-usaha mencarinya. Contohnya permen, coklat, majalah,dll
c.    Emergency goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebutuhan dirasa konsumen mendesak, misalnya payung, jas hujan dimusim hujan.

2)   Shopping Goods
Adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Shopping goods terdiri atas dua jenis:
a.    Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggap serupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga. Dengan demikian konsumen berusaha mencari harga termurah dengan cara membandingkan nya dari satu toko ke toko lain. Contohnya tape recorder
b.    Heterogeneous shopping goods adalah barang-barang yang aspek ciri-cirinya dianggap lebih penting oleh konsumen daripada harganya. Contohnya perabotan rumah tangga.

3)   Specialty goods
Adalah barang-barang yang memiliki karekteristik merek yang unik dimana konsumen berusaha untuk membelinya. Contohnya mobil, berlian, dll.

4)   Unsought goods
Adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen, atau walaupun sudah tahu tidak terpikirkan untuk membelinya. Unsought goods terbagi dua jenis, yaitu:
A.   Regularly unsought produk. Contohnya asuransi jiw, batu nisan, tanah kuburan
B.   New unsought products adalah barang yang benar-benar baru sehinnga konsumen belum mengetahuinya.

3.   KLASIFIKASI BARANG INDUSTRI
Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu:
a.    Untuk diubah, yaitu diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali
b.    Untuk dijual kembali tanpa proses produksi.
Menurut kotler ada tiga kelompok barang industri yang dapat dibedakan, yaitu:
1.    Materials ans parts
Adalah barang yang seluruhnya masuk kedalam produk jadi. Menjadi dua kelas yaitu:
a.    Bahan baku dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
-       Produk pertanian
Contohnya beras, buah-buahan, kapas.
-       Produk-produk kekayaan alam
Seperti minyak bumi, ikan, kayu, rotan,dll
b.    Suku cadang
Terbagi atas:
-       Component materials
Misalnya benag, kawat, semen. Benang ditenun menjadi kain
-       Component parts
Misalnya motor kecil, ban. Component parts tampa mengalami perubahan bentuk dan sifat.

2.    Capital items
Adalah barang-barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi. Dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.    Instalisasi meliputi bangunan (seperti pabrik dan kantor) dan peralatan (seperti kompyter, tangga berjalan, generator, dll)
b.    Peralatan tambahan terdiri dari peralatan dan perkakas pabrik yang bersifat portable (seperti alat pengangkut) dan peralatan kantor(misalnya mesin ketik, meja kantor)

3.    Supplies and Services
Adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
a.    Supplies terdiri atas perlengkapan operasi seperti pensil, pita mesin ketik, minyak pelumnas. Dan bahan pemeliharan dan reparasi seperti cat, batu, sapu, sikat.

b.    Businnes service terdiri atas jasa pemelirahaan dan reparasi seperti pembersih kaca. Dan jasa konsultansi bisnis seperti hukum, perpajakan, periklanan.


4.   MENGAPA PENGEMBANGAN PRODUK BARU?
Produk baru dapat didefenisikan sebagai barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan oleh sebuah perusahaan.
Sebuah produk baru memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Produk tersebut betul-betul merupakan hasilinovasi baru. Namun ada, juga produk baru yang fungsinya sama dengan produk yang sudah ada seperti televisi fungsinya sama dengan radio dan bioskop, plastik menyaingi barang dari kayu dan metal
b.    Pengganti produk lama, tapi berbeda pemakaiannya, seperti instant cofee mengganti kopi yang biasa. Mobil model tahun terbaru berbeda dengan model lama, demikian pakaian model baru mengalahkan pakaian model lama.
c.    Produk imitasi adalah barang baru bagi perusahaan tertentu tapi bukan baru bagi masyarakat.

Sebagai kesimpulan, apakah suatu produk itu baru atau bukan, sangat tergantung pada tanggapan masyarakat konsumen. Jika konsumen menyatakan bahwa produk itu memang berbeda denganbarang yang sudah ada dipasar, maka produk itu adalah produk baru (misalnya berbeda karena daya tarik, model, penampilan).
5.    Siklus kehidupan produk
Siklus kehidupan produk terdiri atas 5 tingkatan:
a.    Tahap Introduksi (introduction)
b.    Tahap pengembangan (growth)
c.    Tahap kematangan (maturity)
d.    Tahap menurun (decline)
e.    Tahap ditinggalkan (abandonmen)
Jangka waktu tiap tahap ini berbeda-beda pada setiap macam barang, dapat diukur dengan mingguan, ataupun bulanan, tahunan ataun puluhan tahunan.
Pada permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karena pasar belum mengenal barang tersebut. Di sini perlu dilancarkan promosi. Kemudian setelah konsumen kenal maka akan banyak orang membeli, pasaran makin luas, volume meningkat cepat sekali (growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus manyebarluaskan barang-barangnya, dan mengisi semua toko yang mungkin dapat menjual produknya. Produsen melalui distriobutor melaksanakan sell-in yaitu mengisi semua rak-rak toko sebanyak-banyaknya kemudian melakukan sell-out melalui media iklan agar barang-barang yang ada dirak dibeli/ditarik keluar oleh si pembeli. Namun kemudian pasar menjadi jenuh dan timbul masa maturity. Konsumen mulai merasa bosan, dan menunggu produk baru lagi. Dalam keadaan ini, pengusaha harus mencoba merubah product design, dan merubah desain pembungkus, atau memperbaiki mutu prodiuk menjadi produk yang lebih super, lebih putih, lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. Juga dilakukan strategi membuat produk ukuran besar agar kuantitas yang terjual cukup besar. Jika strategi tidak berhasil, maka akan timbul masa penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Suatu tindakan penyelamatan, mengurangi jumlah produksi, mengurangi biaya, penghematan-penghematan dalam segala bidang, perlu segera diambil, untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran.

6.    Pengendalian Produk Baru
Untuk pengendalian pengembangan produk kita harus meninjau tahap-tahapnya lebih dahulu, baru kemudian lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab.

Ø  Tahap-tahap Di Dalam Siklus Pengembangan Produk Baru
Berhasilnya pengembangan produk tergantung pada tiga faktor, yaitu;
·         Faktor keberuntungan
·         Faktor keahlian, dan
·         Faktor penafsiran terhadap informasi yang ada.
Prosedur pengembangan produk ada 5 tahap:
Gambar Tahap-tahap Dalam Siklus Pengembangan Produk




WAKTU KUMULATIF (PERSEN)

1.    Tahap Penyaringan
Tahap ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk yang itu tersedia. Jadi, tahap ini merupakan pemilihan sejumlah ide dari berbagai sumber. Adapun sumber informasi atau ide apat berasal dari: manajer perusahaan, pesaing, para ahli termasuk konsultan, para penyalur, langganan atau lembaga lain. Pada gambar tersebut jumlah ide yang perlu disaring ada 58 ide.

2.    Tahap Analisis Bisnis
Masing-masing ide perlu dianalisis dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan ide tersebut dalam menghasilkan laba. Pada gambar terlihat jelas bahwa jumlah ide yang lolos dalam tahap penyaringan dalah sebanyak 12 ide. Kedua belas ide inilah yang harus dianalisis.

3.    Tahap pengembangan
Dari kedua belas ide yang telahdi analisis itu, ternyata ada 6 yang perlu dikembangkan. Keenam ider tersebut dianggap lebih menguntungkan dibangdingkan denganyang lain.

4.    Tahap pengujian
Tahap pengujian merupakan kelanjutan dari tahap pengemabangan. Termasuk dalam tahap pengujian ini adalah:
ü  Pengujian tentang konsep produk
ü  Pengujian terhadap kesukaan konsumen
ü  Penilaian laboratoris
ü  Tes penggunaannya
ü  Dan operasi pabrik percontohan (pilot plant)

Dari tiga ide yang di uji, telah lolos ke tahap berikutnya sebanyak dua ide.

5.    Tahap komersialisasi
Tahap terakhir dalam rangkaian pengrmbangan produk ini adalah tahap komersialisasi. Ada dua id berhasil lolos ke tahap komersialisasi. Pada tahap ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produkproduksi maupun pemasaran nya. Semua kppppr ma produksi maupun  kegiatan harus dikoordinasikan dengan baik. Ternyata hasil akhir dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah perubahan dari 58 ide produk baru ke dalam satu produk yang sukses secara komersial.
Pengelolaan kegiatan pengembangan produk ini bukanlah merupakan tugas yang mudah apalagi bagi perusahaan yang telah berhasil dengan produk barunya. Masalah-masalah yang sering dihadapi banyak bersanngkut-paut dengan tanggumg jawab, komunikasi, dan koordinasi hubungan kerja di antara berbagai departemen dalam perusahaan. Agar pengembangan produk dapat lebih efektif maka kegiatan produksi, pemasaran, dan penelitian harus saling bekerja sama meskipun mempunyai tujuan yang berbeda.

Ø  Organisasi Pengembangan Produk Baru
Agar dapat berhasil, masalah pengembangan produk baru ini harus ditangani oleh satu badan atau departemen tersendiri. Di antara organisasi yang ada, seperti:
·         Komite perencanaan produk
·         Departemen produk baru
·         Manajer produk
·         Venture team
·         Para ahli atau konsultan produk baru dari luar,
Yang paling banyak dipakaiuntuk mengelola pengembengan produk adalah Departemen Produk Baru. Pada umumnya, departemen ini relatif kecil, dengan beberapa anggota saja, dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. Beberapa kegiatan khusus yang dilakukan nya antara lain;
a.    Menentukan tujuan produk
b.    Merencanakan kegiatan-kegiatan eksplorasi
c.    Mengadakan pemilihan alternatif
d.    Mengembangkan spesifikasi
e.    Mengkoordinasikan kegiatan pengujian dan prakomersialisasi
f.     Mengarahkan kelompok- kelompok departemen

Ø  Anggaran Dan Skedul
Proses pengembangan produk dapat dibuat lebih efisien dengan memberikan suatu tanggung jawab yang luas kepada seseorang dan dengan memanfaatkan anggaran skedul yang telah ditentukan. Pengembangan produk baru dapat memakan biaya lebih besar dan waktu lebih banyak dari apa yang telah ditentukan. Namun masalah-masalah tersebut akan dapat diatasi jika pengawasan efektif. 






DAFTAR PUSTAKA:

  1. Buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa oleh Prof. DR. H. Buchari Aima
  2. Buku Strategi Pemasaran Edisi II Oleh Fandy Tjiptono 
  3. Martin L. Bell, Marketing: Concepts and Stategy, 3rd. ed. Houghton Miffin Company, Boston, M.A., 1979, p-223

Tidak ada komentar:

Posting Komentar