Senin, 14 Oktober 2013

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN


MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada berbagai pendapat mengenai model proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.   E.S. Quade
Model dalam pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a.  Model kualitatif 
    Model ini didasarkan atas asumsi-asumsi yang tingkat ketepatannya masih kurang dibandingkan dengan model kuantitatif, karena model ini dibuat berdasarkan pertimbangkan subjek pengambil keputusan. Model ini lebih tepat apabila digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Karena setiap orang mempunyai kemampuan dan daya nalar tersendiri terhadap setiap persoalan yang dihadapi.
b.  Model kuantitatif
    Merupakan serangkaian asumsi yang tepat, dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Model ini dapat berupa persamaan atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer yang berupa program-program. Ciri-ciri pokok model ini adalah ditetapkan secara  lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulannya berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan menggunakan pertimbangan intuisi tentang praktik dunia nyata.

2. Herbert G. Hicks dan c. Ry Gullet
  Mereka berdua membedakan model-model keputusan ke dalam 2 model:
a.  Model Probabilitas 
    Model ini membahas tentang kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang terhadap suatu peristiwa tertentu, dan nilai harapan atas terjadinya peristiwa tersebut. Nilai dari sesuatu yang diharapkan pada setiap peristiwa adalah kemungkinan terjadinya peristiwa dikalikan dengan kondisional.
b.  Model Matriks
    Penerapan model matriks ini dimaksudkan untuk menyajikan secara khusus kombinasi antara berbagai strategi atau beberapa alternatif yang digunakan dan nilai atau hasil yang di harapkan pada masing - masing strategi atau alternatif model ini terdiri atas dua hal pokok yaitu garis yang menggambarkan berbagai strategi atau alternatif di pakai sebagai dasar pengambilan keptususan, dan lajur yang menggambarkan kondisi dam situasi yang berlainan pada masing - masing alternative strategi.  
 
3. B.A. Fisher
  Menurut pendapat ini, model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.  Model Preskiptif
    Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebtu jugasebagai model normatif.
  Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o  Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o  Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o  Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o  Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
o  Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

b.  Model Deskriptif
    Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses interaksi antara input-input sebagai bahan dsar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala intern,kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalaah. Interaksi tersebut diharapkan akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan,pengendalian, dan umpan baliknya.
Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 
1.  keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan 
2.  pengaruh politik
3.  emosionalisme
4.  tingkat pendidikan
5.  model keputusam faktual.
Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model Keputusan.


TIPE-TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1.     Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2.    Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci.
Contoh: Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3.    Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1996:73) ada 2 hal yang mempengaruhi pemecahan masalah yaitu:
1.   situasonal : sesuatu yang kita anggap kurang penting atau penting.
2.  Personal :diantaranya adalah faktor biologis dan faktor psikososial. Ada 4 yang mempengaruhi Faktor psikososial dalam proses pemecahan masalah, antara lain:
·         Motivasi
Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian sedangkan motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas
·         Kepercayaan dan Sikap yang Salah
Asumsi-asumsi yang salah dapat membuat kita mengalami kesulitan, bila kita percaya kebahagiaan diperoleh dengan kekayaan material.
·         Kebiasaan
Kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu, atau kepercayaan yang berllebihan dan tanpa kiritis pada pendapat otoritas, atau melihat masalah dari satu sisi saja, akan menghambat pemecahan masalah yang efisien.
·          Emosi
Bila emosi sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress, kita menjadi sulit berpikir efisien

PEMBELIAN
Ada tujuh struktur keputusan pembelian yang mempengaruhi konsumen, yaitu:
1. Keputusan tentang manfaat produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain seperti membeli kamera, pakaian, dan buku.

2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu  . Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap.

3. keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.

4. keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli di toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.

5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.

6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli, Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran


DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
Ø  untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat   yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
Ø  Perlaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan public. Misalnya dapat mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi darat saat lebaran.
Ø  Pemasaran sosial yaitu penyebaran ide diantara konsumen yaitu memahami sikap konsumen.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.     Pendekatan interpretif yaitu pendekatan yang mempelajari perilaku konsumsi secara mendalam.
2.    Pendekatan tradisonal adalah pendekatan yang di dasari oleh ilmu psikolog konitif, sosial, dan behaviorial serta ilmu sosiologi yang bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku konsumen.
3.    Pendekatan sains marketing yang didasari ilmu ekonomi dan statistikaa untuk mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen.

SUMBER:
http://rahayu91.wordpress.com/2011/10/12/softskill-perilaku-konsumen-ke-1/
http://anitafebianaa.blogspot.com/2012/10/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe.html
http://mukahfi.blogspot.com/2012/10/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar