PERAMALAN PENJUALAN
A. Pengertian
Peramalan
Fungsi
pertama manajemen adalah perencanaan (planning) yang merupakan serangkaian
kegiatan untuk menentukan terlebih dahulu berbagai tingkat prestasi yang akan
diwujudkan selama satu masa yang akan datang, berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk pencapaian prestasi tersebut, termasuk siasat yang akan diberlakukan
untuk mendukung pencapaian yang bersangkutan. Pada setiap perusahaan, berbagai
hal yang harus direncanakan, misalnya, adalah tingkat penjualan atau
permintaan, biaya pembuatan barang, jumlah bahan baku dan tenaga kerja, harga
yang harus ditetapkan untuk barang, cara pengolahan dan sumber dana yang akan
dimanfaatkan. Pada perusahaan yang membuat barang atau jasa, ataupun yang
membeli barang dari perusahaan lain dan kemudian menjualnya, seluruh kegiatan
dan siasat ditetapkan dengan berpedoman kepada rencana penjualan barang atau
jasa dimasa yang akan datang. Jumlah barang yang dibuat tergantung kepada
jumlah barang yang akan dijual. Jumlah barang atau jasa yang akan dijual di
masa yang akan datang dapat diperkirakan melalui suatu peramalan atau forecasting.
Menurut Pontas Pardede (2007 : 103)
peramalan (forecasting) adalah suatu
metode ilmiah yang digunakan untuk memperkirakan terjadinya atau terwujudnya
sesuatu di masa yang akan datang. Pemerkiraan ini dilakukan dengan mengamati
dan mempelajari berbagai unsur yang mempengaruhi serta tingkat perubahan unsur-
unsur tersebut.
Dari pengertian diatas penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa peramalan (forecasting)
adalah suatu cara yang digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan
datang menggunakan data masa lalu atau keadaan di masa lalu.
B. Pendefenisian
Tujuan Peramalan
Menurut
Aulia Ishak (2010 : 105) tujuan permalan dilihat dengan waktu:
1. Jangka
Pendek (Short Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan
produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low
Management.
2. Jangka
Menengah (Medium Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas
produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle
Management.
3. Jangka
Panjang (Long Term)
Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas
produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan
ditentukan oleh Top Management.
C. Jenis-jenis
Peramalan
Menurut
Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti (2011 : 44), organisasi pada umumya
menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa
depan:
a. Peramalan
Ekonomi
Adalah peramalan yang menjelaskan siklus bisnis
dengan memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan
untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. Perencanaan ini
merencanakan indikator yang berguna membantu organisasi untuk menyiapkan
peramalan jangka menengah hingga jangka panjang.
b. Peramalan
Teknologi
Adalah peramalan yang memerhatikan tingkat kemajuan
teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan
pabrik da peralatan baru. Peramalan ini biasanya memerlukan jangka waktu yang
panjang dengan memerhatikan tingkat kemajuan teknologi.
c. Peramalan
Permintaan
Adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan
suatu perusahaan yang mengendalikan produksi, kapasitas serta sistem
penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber
daya manusia. Peramalan ini meramalkan penjualan suatu perusahaan pada setiap
periode dalam horizon waktu.
D. Tahap
– Tahap Peramalan
Terdapat
Sembilan langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin effektivitas dan
efesiansi dari sistem peramalan, sebagai berikut (Gasperzs, 2005: 74) :
1. Menentukan
tujuan dari peramalan.
2. Memilih
item yang akan diramalkan.
3. Menentukan
horizon waktu peramalan : apakah jangka panjang (lebih dari 1 tahun), jangka
menengah (1-12 bulan), atau jangka pendek (1-30 hari).
4. Memilih
model-model peramalan.
5. Memperoleh
data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan.
6. Validasi
model peramalan.
7. Membuat
peramalan.
8. Implementasikan
hasil-hasil peramalan.
9. Memantau
keandalan hasil peramalan.
E. Proses
Peramalan
Menurut
Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti (2011 :45) proses sebuah peramalan terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penentuan
Tujuan
Langkah pertama terdiri atas penentuan macam
estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada
kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Manajer mengetahui
kebutuhan-kebutuhan mereka dan menentukan:
a) Variabel-variabel
apa yang akan diestimasi;
b) Siapa
yang akan menggunakan hasil peramalan;
c) Untuk
tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan;
d) Estimasi
jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan;
e) Derajat
ketepatan estimasi yang diinginkan;
f) Kapan
estimasi dibutuhkan;
g) Bagian-bagian
peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok
produk atau daerah geografis.
2. Pengembangan
Model
Langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model
yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari.
Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial. Setiap model mempunyai
asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas
dan reliabilitas estimasi sangat tergantung pada moel yang dipakai. Contoh:
bila perusahaan ingin meramalkan penjualan yang perilakunya berbentuk linear,
model yang dipilih mungkin: panjualan A + BX, di mana X menunjukkan unit waktu,
A dan B adalah parameter-parameter yang menggambarkan posisi dan kemiringan
garis pada grafik.
3. Pengujian
Model
Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk
menentukan tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan. Nilai
suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan
(aktual).
4. Penerapan
Model
Setelah pengujian, analis menerapkan model dengan
menggunakan data historik untuk menghasilkan suatu ramalan. Dalam kasus model
penjualan = a + bx, analis menerapkan teknik matematik agar diperoleh a dan b.
5. Revisi
dan Evaluasi
Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa
diperbaiki dan ditinjau kembali. Evaluasi merupakan perbandingan
ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata-nyata untuk menilai ketepatan
penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk
menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu yang akan datang.
F. Kepentingan
Strategis Peramalan
Kepentingan strategis peramalan menurut
buku Manajemen Operasi ( 2009 : 45 ) yaitu peramalan
yang baik sangat penting dalam semua aspek bisnis. Peramalan merupakan
satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya
diketahui. Peramalan produk produk berdampak pada tiga aktivitas, yaitu :
a. Sumber
daya manusia( SDM )
Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja,
semuanya tergantung pada permintaan.Jika departemen SDM harus mempekerjakan
tambahan tanda adanya persiapan, akibatnya kualitas pelatihan menurun, dan
kualitas pekerja juga menurun.
b. Kapasitas
Saat kapasitas tidak mencukupi, maka kekurangan yang
diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnya pengiriman, kehilangan konsumen,
dan kehilangan pangsa pasar. Akan tetapi, jika kapasitas dibangun berlebihan,
akan berdampak pada biaya bisa melonjak tajam.
c. Manajemen
rantai pasokan
Hubungan yang baik dengan pemasok serta harga barang
dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat.
G. Teknik
Peramalan
1. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Teknik Peramalan
Peramalan
sebenarnya upaya untuk memperkecil risiko yang timbul akibat pengambilan
keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang
dikeluarkan tentu risiko yang dapat diindari semakin besar pula. Namun upaya
memperkecil risiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat
mengupayakan hal tersebut.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
1. Horizon
Peramalan
Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan
dengan masing-masing metode peramalan yaitu:
a. Cakupan
waktu dimasa yang akan datang
Untuk mana perbedaan dari metode peramalan yang digunakan
sebaiknya disesuaikan.
b. Jumlah
periode untuk mana ramalan diinginkan
Beberapa teknik dan metode hanya dapat disesuaikan
untuk peramalan satu atau dua periode dimuka, sedangkan tekknik dan metode lain
dapat dipergunakan untuk peramalan di masa mendatang.
2. Tingkat
Ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat
hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.
Untuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan
atas ramalan yang dilakukan antara 10 persen sampai dengan 15 persen bagi
maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin
menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5 persen
adalah cukup berbahaya.
3. Katersediaan
Data
Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya,
apabila dikaitkan dengan keadaan atau informasi yang ada atau data yang
dipunyai. Apabila dai data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk
peramalan satu tahun kedepan sebaiknya digunakan metode variasi musim.
Sedangkan apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola hubungan antara
variabel-variabel yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode
sebab akibat (causal) atau korelasi (correlation)
4. Bentuk
Pola Data
Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan
bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan
berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang melukiskan suatu pola
musiman, demikian halnya dengan suatu pola tren. Metode peramalan yang lain
mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu nilai rata-rata, dengan fluktuasi
yang acakan atau random yang terkandung. Oleh karena adanya perbedaan kemampuan
metode peramalan untuk mengidentifikasikan pola-pola data, maka perlu adanya
usaha penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan terlebih dahulu
dengan teknik dan metode peramalan yang akan digunakan.
5. Biaya
Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam
penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan
(storage) data, operasi pelaksanaan, dan kesempatan penggunaan teknik-teknik dan
metode lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai
pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu
keadaan yang dihadapi.
6. Jenis
dari Model
Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan
beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan telah
menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini
merupakan satu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting untuk
menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat
dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model
sebab akibat atau causal model, yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan
sangat tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnta
merupakan campuran dari model-model yang telah disebutkan di atas. Model-model
sangat penting diperhatikan , karena masing-masing model tersebut mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.
7. Mudah
tidaknya Penggunaan dan Aplikasinya
Satu prnsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari
peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode-metode yang dapat
dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam pengambilan
keputusan dan analisa.
2. Kegunaan
Pemilihan Teknik Peramalan
Metode
peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada
masa yang lalu. Disamping itu metode ramalan juga memberikan urutan pengerjaan
dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila
digunakan pendekatan yang sama atas permasalahan dalam suatu kegiatan
peramalan, maka akan di dapat dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena
argumentasinya sama. Selain itu, metode peramalan memberikan cara pengerjaan
yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya
pengunaan teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan
teknik-teknik tersebut, maka diharapkan dapat memberikan tingkat kepercayaan
dan keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan
atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.
H. Metode
Peramalan
Pada
dasarnya terdapat berbagai metode peramalan yang dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan. Seluruh metode peramalan tersebut dapat dikelompokkan atas (Pontas,
2007 : 104):
1. Metode
Kuantitatif (Quantitative method)
Metode peramalan kuantitaif menggunakan data-data
kuantitatif masa lampau, yaitu data-data sebenarnya tentang kejadian atau
keadaan tertentu di masa lalu. Metode peramalan kuantitatif data dibedakan
atas:
a. Metode
rangkai masa (time – series method)
Yaitu metode peramalan dengan pendekatan statistik
yang semata-mata mengandalkan data masa lampau tetapi tetap mempertimbangkan
kecendrungan (trend) dan kebermusiman
(seasonality). Metode rangkai masa
dapat digunakan dalam peramalan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Namun demikian metode ini lebih bermanfaat apabila digunakan dalam
peramalan-peramalan bersifat jangka pendek. Dua jenis metode rangkai masa
adalah:
1) Rata-rata
Bergerak (Moving Average)
Adalah suatu metode peramalan dimana ramalan
ditetapkan sebagai jumlah rata-rata dari nilai yang sebenarnya dari beberapa
masa sebelumnya. Metode rata-rata bergerak dapat dibedakan atas:
Ø Metode
rata-rata bergerak sederhana (simple
moving average)
Adalah metode peramalan dimana jumlah rata-rata dari
nilai yang sebenarnya dari beberapa masa ditetapkan sebagai nilai yang
diramalkan untuk satu masa yang akan datang. Perhitungan nilai ramalan dengan
menggunakan metode rata-rata bergerak sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:
Dimana:
n =
jumlah masa pada rata-rata bergerak
Di = data
pada periode – i.
Ø Metode
rata-rata tertimbang (weigh-ted moving
average)
Adalah metode peramalan dimana jumlah rata-rata dari
nilai yang sebenarnya dari beberapa masa yang lalu ditetapkan sebagai nilai
yang diramalkan untuk satu masa yang akan datang, tetapi masing-masing data
masa lalu itu diberi bobot yang berbeda. Pemberian bobot ini dilakukan dengan
maksud agar data pada masa lalu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
pada hasil ramalan. Karena data yang paling akhir pada umumnya paling mendekati
angka pada masa berikutnya maka data pada masa yang paling akhir diberi bobot
yang paling besar. Namun demikian pemberian bobot ini harus dilakukan dengan
hati-hati agar hasil ramalan dapat diandalkan.
Perhitungan nilai ramalan dengan menggunakan metode
rata-rata bergerak tertimbang dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
n =
jumlah periode pada rata-rata bergerak.
2) Penghalusan
Eksponensial (exponential smoothing)
Adalah jenis metode peramalan rangkai masa yang
memberikan bobot kepada data yang digunakan sebagai dasar peramalan. Metode
penghalusan eksponensial dapat dibedakan atas:
Ø Penghalusan
eksponensial sederhana (simple
exponential smoothing)
Adalah metode peramalan rata-rata yang mendasarkan
ramalan pada baik data sebenarnya masa lampau maupun hasil ramalan masa
sebelumnya serta memberikan bobot yang berbeda kepada data yang sebenarnya dan
kepada hasil ramalan.
Ramalan dengan menggunakan metode penghalusan
eksponensial sederhana dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dimana:
Nilai yang paling lazim diberikan kepada α berkisar
mulai dari 0,01 hingga 0,5 atau dapat disimpulkan bahwa semakin besar α semakin
tinggi pula kepekaan ramalan terhadap perubahan pada nilai yang sebenarnya yang
terakhir; dan semakin kecil α semakin rendah pula kepekaan ramalan terhadap
perubahan pada nilai sebenarnya yang terakhir yang berarti semakin besar pula
pengaruh penghalusan. Semakin dekat α tersebut kepada 0 semakin lambat pula
ramalan menyesuaikan diri terhadap perbedaan antara nilai yang sebenarnya
dengan nilai yang diramalkan.
Ø Penghalusan
eksponensial yang disesuaikan (adjusted
exponential smoothing)
Adalah metode peramalan dengan penghalusan
eksponensial yang memberikan bobot kepada data dan menambahkan faktor penyesuaian
kecendrungan (trend adjustment factor) kepada nilai ramalan. Ramalan dengan
metode penghalusan eksponensial yang disesuaikan dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
Dimana:
Kemudian
faktor kecenderungan dihitung dengan rumus berikut:
Disini:
b. Metode
penjelasan (explanatory method)
Yaitu pengukuran hubungan masa lampau yang dikaitkan
dengan berbagai unsure penentu.
c. Metode
pemantauan (monitoring method)
Yaitu pengukuran perubahan pola dan hubungan.
2. Metode
Kualitatif (Qualitative or Judgmental method)
Adalah metode yang tidak menggunakan data-data
kuantitatif masa lampau. Metode Kualitatif mendasarkan peramalannya pada
pengamatan terhadap kecenderungan yang ada, perubahan kecenderungan tersebut,
serta tingkat perubahan dimasa yang akan datang. Teknik kualitatif memiliki
kelebihan, yaitu bahwa teknik ini dapat mengenali perubahan dengan lebih cepat
dan dapat dengan lebih baik menafsirkan akibat dari perubahan itu dimasa yang
akan datang.
I. Beberapa
Sifat Hasil Peramalan
Beberapa Sifat Hasil Peramalan
menurut Nasution (2005 : 66 )
dalam membuat peramalan
atau menerapkan hasil peramalan, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Peramalan
pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian
tersebut.
2. Peramalan seharusnya
memberikan informasi mengenai
berapa ukuran kesalahan.
3. Peramalan
jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang
J. Peraturan
Peramalan
Menurut Vincent Gaspersz (2002 : 86 )
terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan sebelum melakukan
peramalan, yaitu:
1. Tidak
boleh meramalkan produk–produk yang tergolong ke dalam dependent demand. Produk–produk
yang tergolong dalam
dependent demand harus direncanakan atau
dihitung. Peramalan hanya
boleh dilakukan pada
produk-produk yang tergolong ke dalam independent demand.
2. Penentuan
horizon peramalan berdasarkan kondisi aktual sistem manufaktur dan tujuan dari
peramalan. Semakin jauh periode di masa mendatang yang diramalkan-dengan asumsi
faktor–faktor lain tetap-hasil ramalan akan semakin kurang akurat.
3. Disamping berdasarkan
waktu, peramalan juga
dapat dilakukan berdasarkan lokasi geografis, kelompok
produk, yang dikenal sebagai peramlan berdasarkan dimensi agregasi dan
disagregasi. Peramalan pada tingkat agregasi yang lebih tinggi akan lebih
akurat dibandingkan peramalan pada tingkat agregasi yang lebih rendah atau pada
tingkat disagregasi.
K. Pengertian
Penjualan
Menurut Henry Simamora dalam buku
Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis ( 2000 : 24 ) Pengertian Penjualan
adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang
dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa.
L. Klasifikasi
Transaksi Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan
menurut La Midjan dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi 1 ( 2001 : 170 )
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Penjualan Tunai
Adalah penjualan
yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran
selama satu bulan dianggap kontan.
2. Penjualan
Kredit
Adalah penjualan
dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
3. Penjualan
Tender
Adalah penjualan
ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus
memenuhi berbagai prosedur.
4. Penjualan
Ekspor
Adalah penjualan
yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang
tersebut.
5. Penjualan
Konsinyasi
Adalah penjualan
yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
6. Penjualan
Grosir
Adalah penjualan
yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.
M. Tujuan
Penjualan
Dalam suatu perusahaan kegiatan
penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan
tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu
Swastha dalam bukunya Manajemen Penjualan ( 2005 : 404 ) yaitu:
1. Mencapai
volume penjualan tertentu.
2. Mendapat
laba tertentu.
3. Menunjang
pertumbuhan perusahaan
N. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi
oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan.Oleh karena
itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha dalam
buku Manajemen Penjualan ( 2005 : 406 ) antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi
dan Kemampuan Penjual
Kondisi
dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang
dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:
a. Jenis
dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan
b. Harga
produk atau jasa
c. Syarat
penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman
2. Kondisi
Pasar
Pasar
sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan
dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3. Modal
Modal
atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan
ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4. Kondisi
Organisasi Perusahaan
Pada
perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian
tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli
dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor
lain
Faktor-faktor
lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering
mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut
pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.
SUMBER:
Gasperss, Vincent, 2002, Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem
Terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufacturing, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
..........................., 2005, Production Planning and Inventory Control, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ishak, Aulia, 2010, Manajemen
Operasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Midjan, La, 2001, Sistem
Informasi Akuntansi I, Bandung: Lingga jaya.
M. Pardede, Pontas, 2007, Manajemen Operasi dan Produksi, Yogyakarta: Andi
Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti, 2011, Manajemen Operasi, Yogyakarta: CAPS.
Prasetya, Hery, 2009, Manajemen Operasi, Yogyakarta: Media Presindo.
Simamora , Henry.2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Swastha, Basu, 2005, Manajemen
Penjualan, Yogyakarta: Liberty
How to Play Baccarat, A Few Tips - Wolverione
BalasHapusBaccarat is one 바카라 of the most popular games in the casino. 제왕카지노 It is a traditional 1xbet version of traditional betting. If you bet on which team has the